. So,,, baca dulu ini
RPPnya ...
Ada banyak
tokoh yang berperan dalam usaha persiapan kemerdekaan.Tentu saja kita tidak
akan dapat membahas semua tokoh dan perannya dalam persiapan kemerdekaan.
Berikut ini akan dibahas beberapa tokoh persiapan kemerdekaan, yaitu:
a. Ir. Sukarno
(1901-1970)
Sukarno
dilahirkan tanggal 6 Juni 1901. Beliau menjadi tokoh penting dalam persiapan
kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1928 beliau mendirikan Partai Nasional
Indonesia. Pada tahun 1930-an, karena perjuangannya beliau sering masuk penjara
dan harus menjalani hidup di pengasingan. Menjelang kemerdekaan, beliau menjadi
anggota BPUPKI dan menjadi ketua PPKI. Sumbangan pemikiran dan perannya dalam
kedua badan ini
sangat menonjol. Pada
tanggal 1 Juni 1945 beliau menyampaikan usul dasar-dasar negara dalam sidang
BPUPKI. Beliau juga yang mengusulkan nama Pancasila bagi dasar negara
Indonesia. Bersama dengan Bung Hatta, sebagai wakil rakyat Indonesia beliau memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1948 bersama dengan para pemimpin bangsa
Indonesia lainnya, beliau diasingkan ke Bangka. Pada tahun 1949 beliau
dipulangkan ke Yogyakarta dan dipilih menjadi presiden RIS. Beliau menyerahkan
pemerintahan kepada Jenderal Suharto pada tanggal 20 Februari 1967. Pada
tanggal 21 Juni 1970 beliau wafat di Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Subroto
Jakarta setelah menderita sakit ginjal agak lama. Bung Karno dimakamkan di
Blitar, Jawa Timur.
b. Dr. K.R.T. Radjiman
Wedyodiningrat (1879-1952)
Dr. K.R.T. Radjiman
Wedyodiningrat adalah seorang dokter
dan tokoh pergerakan.
Peran beliau sangat
menonjol menjelang kemerdekaan Indonesia. Khususnya ketika
bangsa kita sedang
merumuskan dasardasar negara. Beliau masuk Budi Utomo sejak organisasi itu
berdiri. Beliau termasuk anggota Volksraad angkatan pertama ketika
lembaga
ini dibentuk oleh
Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1918. Beliau menjadi anggota
Volksraad hingga tahun 1931. Pada zaman pendudukan Jepang, beliau
menjadi anggota
Dewan Pertimbangan
Daerah Madiun, kemudian ditarik ke pusat menjadi anggota
Dewan Petimbangan
Pusat. Setelah Putera terbentuk, beliau duduk dalam Majelis Pertimbangan. Puncak
peranannya terjadi ketika beliau menjadi ketua BPUPKI menjelang
kemerdekaan Indonesia.
c. Prof. Dr. Mr.
Supomo (1903-1958)
Supomo dilahirkan di Sukoharjo, Solo. Setelah tamat dari Sekolah
Tinggi Hukum, beliau melanjutkan studi ke Universitas Leiden, Belanda, dan
memperoleh gelar doktor di sana. Sekembalinya di tanah air, beliau bekerja di
Pengadilan Negeri Yogyakarta.
Supomo
terpilih menjadi anggota BPUPKI dan PPKI. Beliau sangat berperan
dalam perumusan UUD
1945. Sebagai seorang ahli hukum, beliau menjadi anggota tim perumus
Undang-Undang Dasar. Beliau juga mengusulkan dasar-dasar negara pada rapat
BPUPKI tanggal 31 Mei 1945. Setelah Indonesia merdeka, beliau menjadi menteri
kehakiman. Sesudah pengakuan kedaulatan (1949) beliau kembali menduduki jabatan
itu.
Beliau terlibat aktif
dalam dunia pendidikan. Beliau merintis pendirian Universitas Gajah Mada dan
menjadi salah satu guru besar dalam universitas tersebut. Beliau juga pernah
menjabat rektor Universitas Indonesia.
d. Mohammad Hatta
(1902-1980)
Mohammad Hatta lahir
di Bukit Tinggi, 12 Agustus 1902. Ketika menjadi mahasiwa di Belanda beliau
sudah aktif dalam gerakan mahasiswa nasionalis. Sepulang dari Belanda beliau
bergabung dengan PNI. Tahun 1934 beliau ditangkap dan dimasukkan penjara
kemudian dibuang ke Digul. Menjelang kemerdekaan, beliau terpilih menjadi
anggota BPUPKI. Perannya sangat besar. Beliau masuk dalam Panitia Sembilan yang
menghasilkan
Piagam Jakarta.
Bersama dengan Bung Karno, beliau memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka beliau mendampingi Bung Karno menjadi wakil presiden.
Pada tahun
1956 beliau mengundurkan diri dari jabatan wakil presiden. Setelah itu, beliau
mengabdikan diri sebagai guru besar ilmu ekonomi di Universitas Indonesia.
Setelah pemerintahan Bung Karno runtuh beliau diangkat menjadi penasihat khusus
dan beberapa kali menjadi ketua misi internasional. Beliau wafat di Jakarta
pada tanggal 14 Maret 1980.
e. Muhammad Yamin
(1903 - 1962)
Muhammad Yamin adalah
seorang ahli hukum, tokoh pergerakan kemerdekaan, penyair angkatan Pujangga
Baru, dan penggali sejarah Indonesia. Sejak muda beliau sudah berkecimpung
dalam kegiatan organisasi. Bersama Bung Hatta ia mendirikan Jong Sumatranen
Bond. Dalam gerakan politik ia mula-mula bergabung dengan Partindo.
Menjelang kemerdekaan
Indonesia, beliau terpilih menjadi anggota BPUPKI. Beliau salah seorang yang
mengajukan usul dasar negara dalam rapat BPUPKI tanggal 29 Mei 1945. Beliau
juga menjadi anggota Panitia Kecil yang merumuskan Piagam Jakarta. Ketika
Indonesia merdeka beliau beberapa kali memangku jabatan menteri dan menjadi
anggota DPR/MPRS. Sebagai sastrawan beliau menulis banyak karya sastra yang
meliputi sajak dan naskah drama. Studi sejarahnya menghasilkan karya seperti
“Gajah Mada”, “Sejarah Peperangan Diponegoro”, dan lain-lain.
f. Ahmad Subarjo
(1896-1978)
Ahmad Subarjo adalah
pejuang kemerdekaan dari golongan tua. Semasa kuliah beliau giat dalam
Perhimpunan Indonesia. Menjelang proklamasi kemerdekaan, ia duduk dalam keanggotaan
BPUPKI. Beliau juga termasuk dalam Panitia Sembilan yang menghasilkan Piagam
Jakarta. Perannya yang sangat penting adalah menjadi penengah antara golongan
muda dan Sukarno dalam
peristiwa Rengas Dengklok. Setelah Indonesia merdeka, ia diangkat sebagai
Menteri Luar Negeri RI dalam Kabinet Presidensial. Setelah penyerahan
kedaulatan, Subarjo beberapa kali diangkat sebagai anggota delegasi Indonesia
dalam perundingan dengan sejumlah pemerintah asing. Setelah tidak aktif dalam
bidang diplomasi dan pemerintahan, beliau memberi kuliah di berbagai
universitas, antara lain di Universitas Indonesia.
Kita pantas menghargai
usaha tokoh-tokoh bangsa dalam mempersiapkan kemerdekaan kita. Berkat usaha
mereka, kita dapat hidup di alam merdeka dan menikmati sistem ketatanegaraan
yang mereka perjuangkan. Bentuk penghormatan kepada mereka dapat kita ungkapkan
dengan mengenang jasa-jasa mereka. Kita juga bisa berziarah ke makam mereka dan
berdoa untuk mereka . Bentuk penghargaan yang tak kalah penting adalah
mencontoh sikapsikap positif yang mereka tunjukkan dan meneruskan perjuangan
mereka.
Sikap positif
tokoh-tokoh bangsa yang patut kita contoh antara lain:
1. Rela berjuang demi
bangsa dan negara.
2. Berpendirian tetapi
juga menghormati pendapat orang lain. Para tokoh bangsa terkenal memegang teguh
pendapat dan memperjuangkan pendapatnya. Namun, ketika suatu kesepakatan
bersama telah diambil dengan lapang dada mereka menerima keputusan itu. Karya
mereka membangun dasar negara harus kita teruskan agar sendisendi negara ini
makin kokoh. Undang-Undang Dasar 1945 yang mereka hasilkan merupakan karya yang
amat mengagumkan. Namun demikian,seiring dengan perkembangan zaman
undang-undang dasar itu ternyata dirasa perlu untuk disempurnakan. Maka kita
mengenal adanya amandemen terhadap UUD 1945. Usaha ini harus tetap kita lakukan
agar tercipta suatu sistem yang lebih baik. Ini menjadi tugas kita sekarang
sebagai generasi penerus bangsa.
Ada banyak
tokoh yang berperan dalam usaha persiapan kemerdekaan.Tentu saja kita tidak
akan dapat membahas semua tokoh dan perannya dalam persiapan kemerdekaan.
Berikut ini akan dibahas beberapa tokoh persiapan kemerdekaan, yaitu:
a. Ir. Sukarno
(1901-1970)
Sukarno
dilahirkan tanggal 6 Juni 1901. Beliau menjadi tokoh penting dalam persiapan
kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1928 beliau mendirikan Partai Nasional
Indonesia. Pada tahun 1930-an, karena perjuangannya beliau sering masuk penjara
dan harus menjalani hidup di pengasingan. Menjelang kemerdekaan, beliau menjadi
anggota BPUPKI dan menjadi ketua PPKI. Sumbangan pemikiran dan perannya dalam
kedua badan ini
sangat menonjol. Pada
tanggal 1 Juni 1945 beliau menyampaikan usul dasar-dasar negara dalam sidang
BPUPKI. Beliau juga yang mengusulkan nama Pancasila bagi dasar negara
Indonesia. Bersama dengan Bung Hatta, sebagai wakil rakyat Indonesia beliau memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1948 bersama dengan para pemimpin bangsa
Indonesia lainnya, beliau diasingkan ke Bangka. Pada tahun 1949 beliau
dipulangkan ke Yogyakarta dan dipilih menjadi presiden RIS. Beliau menyerahkan
pemerintahan kepada Jenderal Suharto pada tanggal 20 Februari 1967. Pada
tanggal 21 Juni 1970 beliau wafat di Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Subroto
Jakarta setelah menderita sakit ginjal agak lama. Bung Karno dimakamkan di
Blitar, Jawa Timur.
b. Dr. K.R.T. Radjiman
Wedyodiningrat (1879-1952)
Dr. K.R.T. Radjiman
Wedyodiningrat adalah seorang dokter
dan tokoh pergerakan.
Peran beliau sangat
menonjol menjelang kemerdekaan Indonesia. Khususnya ketika
bangsa kita sedang
merumuskan dasardasar negara. Beliau masuk Budi Utomo sejak organisasi itu
berdiri. Beliau termasuk anggota Volksraad angkatan pertama ketika
lembaga
ini dibentuk oleh
Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1918. Beliau menjadi anggota
Volksraad hingga tahun 1931. Pada zaman pendudukan Jepang, beliau
menjadi anggota
Dewan Pertimbangan
Daerah Madiun, kemudian ditarik ke pusat menjadi anggota
Dewan Petimbangan
Pusat. Setelah Putera terbentuk, beliau duduk dalam Majelis Pertimbangan. Puncak
peranannya terjadi ketika beliau menjadi ketua BPUPKI menjelang
kemerdekaan Indonesia.
c. Prof. Dr. Mr.
Supomo (1903-1958)
Supomo dilahirkan di Sukoharjo, Solo. Setelah tamat dari Sekolah
Tinggi Hukum, beliau melanjutkan studi ke Universitas Leiden, Belanda, dan
memperoleh gelar doktor di sana. Sekembalinya di tanah air, beliau bekerja di
Pengadilan Negeri Yogyakarta.
Supomo
terpilih menjadi anggota BPUPKI dan PPKI. Beliau sangat berperan
dalam perumusan UUD
1945. Sebagai seorang ahli hukum, beliau menjadi anggota tim perumus
Undang-Undang Dasar. Beliau juga mengusulkan dasar-dasar negara pada rapat
BPUPKI tanggal 31 Mei 1945. Setelah Indonesia merdeka, beliau menjadi menteri
kehakiman. Sesudah pengakuan kedaulatan (1949) beliau kembali menduduki jabatan
itu.
Beliau terlibat aktif
dalam dunia pendidikan. Beliau merintis pendirian Universitas Gajah Mada dan
menjadi salah satu guru besar dalam universitas tersebut. Beliau juga pernah
menjabat rektor Universitas Indonesia.
d. Mohammad Hatta
(1902-1980)
Mohammad Hatta lahir
di Bukit Tinggi, 12 Agustus 1902. Ketika menjadi mahasiwa di Belanda beliau
sudah aktif dalam gerakan mahasiswa nasionalis. Sepulang dari Belanda beliau
bergabung dengan PNI. Tahun 1934 beliau ditangkap dan dimasukkan penjara
kemudian dibuang ke Digul. Menjelang kemerdekaan, beliau terpilih menjadi
anggota BPUPKI. Perannya sangat besar. Beliau masuk dalam Panitia Sembilan yang
menghasilkan
Piagam Jakarta.
Bersama dengan Bung Karno, beliau memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka beliau mendampingi Bung Karno menjadi wakil presiden.
Pada tahun
1956 beliau mengundurkan diri dari jabatan wakil presiden. Setelah itu, beliau
mengabdikan diri sebagai guru besar ilmu ekonomi di Universitas Indonesia.
Setelah pemerintahan Bung Karno runtuh beliau diangkat menjadi penasihat khusus
dan beberapa kali menjadi ketua misi internasional. Beliau wafat di Jakarta
pada tanggal 14 Maret 1980.
e. Muhammad Yamin
(1903 - 1962)
Muhammad Yamin adalah
seorang ahli hukum, tokoh pergerakan kemerdekaan, penyair angkatan Pujangga
Baru, dan penggali sejarah Indonesia. Sejak muda beliau sudah berkecimpung
dalam kegiatan organisasi. Bersama Bung Hatta ia mendirikan Jong Sumatranen
Bond. Dalam gerakan politik ia mula-mula bergabung dengan Partindo.
Menjelang kemerdekaan
Indonesia, beliau terpilih menjadi anggota BPUPKI. Beliau salah seorang yang
mengajukan usul dasar negara dalam rapat BPUPKI tanggal 29 Mei 1945. Beliau
juga menjadi anggota Panitia Kecil yang merumuskan Piagam Jakarta. Ketika
Indonesia merdeka beliau beberapa kali memangku jabatan menteri dan menjadi
anggota DPR/MPRS. Sebagai sastrawan beliau menulis banyak karya sastra yang
meliputi sajak dan naskah drama. Studi sejarahnya menghasilkan karya seperti
“Gajah Mada”, “Sejarah Peperangan Diponegoro”, dan lain-lain.
f. Ahmad Subarjo
(1896-1978)
Ahmad Subarjo adalah
pejuang kemerdekaan dari golongan tua. Semasa kuliah beliau giat dalam
Perhimpunan Indonesia. Menjelang proklamasi kemerdekaan, ia duduk dalam keanggotaan
BPUPKI. Beliau juga termasuk dalam Panitia Sembilan yang menghasilkan Piagam
Jakarta. Perannya yang sangat penting adalah menjadi penengah antara golongan
muda dan Sukarno dalam
peristiwa Rengas Dengklok. Setelah Indonesia merdeka, ia diangkat sebagai
Menteri Luar Negeri RI dalam Kabinet Presidensial. Setelah penyerahan
kedaulatan, Subarjo beberapa kali diangkat sebagai anggota delegasi Indonesia
dalam perundingan dengan sejumlah pemerintah asing. Setelah tidak aktif dalam
bidang diplomasi dan pemerintahan, beliau memberi kuliah di berbagai
universitas, antara lain di Universitas Indonesia.
Kita pantas menghargai
usaha tokoh-tokoh bangsa dalam mempersiapkan kemerdekaan kita. Berkat usaha
mereka, kita dapat hidup di alam merdeka dan menikmati sistem ketatanegaraan
yang mereka perjuangkan. Bentuk penghormatan kepada mereka dapat kita ungkapkan
dengan mengenang jasa-jasa mereka. Kita juga bisa berziarah ke makam mereka dan
berdoa untuk mereka . Bentuk penghargaan yang tak kalah penting adalah
mencontoh sikapsikap positif yang mereka tunjukkan dan meneruskan perjuangan
mereka.
Sikap positif
tokoh-tokoh bangsa yang patut kita contoh antara lain:
1. Rela berjuang demi
bangsa dan negara.
2. Berpendirian tetapi
juga menghormati pendapat orang lain. Para tokoh bangsa terkenal memegang teguh
pendapat dan memperjuangkan pendapatnya. Namun, ketika suatu kesepakatan
bersama telah diambil dengan lapang dada mereka menerima keputusan itu. Karya
mereka membangun dasar negara harus kita teruskan agar sendisendi negara ini
makin kokoh. Undang-Undang Dasar 1945 yang mereka hasilkan merupakan karya yang
amat mengagumkan. Namun demikian,seiring dengan perkembangan zaman
undang-undang dasar itu ternyata dirasa perlu untuk disempurnakan. Maka kita
mengenal adanya amandemen terhadap UUD 1945. Usaha ini harus tetap kita lakukan
agar tercipta suatu sistem yang lebih baik. Ini menjadi tugas kita sekarang
sebagai generasi penerus bangsa.
Semoga Manfaat...
Semangat.. =D